Dani Alves |
Pesepakbola di zaman sekarang ini kerjaannya tidak hanya menendang
bola. Sesekali, mereka sering membiarkan wajah dan tubuhnya diekspos di
berbagai macam media. Mereka juga kerap menjadi model iklan ataupun
aktor dalam sebuah film. Mereka menjual fisik dan tubuh mereka untuk
sesuatu yang disebut dengan uang, sesuatu yang dianggap sebagai sebuah
alat untuk menuju kebahagiaan hidup. Oleh karenanya, jangan heran bahwa
sekarang pesepakbola ini tampak seperti seorang entertainer dan selebriti lapangan hijau.
Tentunya kita sudah tidak aneh dengan seorang Evan Dimas yang menjadi
model iklan sebuah minuman berenergi di TV. Kita juga sudah tidak heran
dengan kemunculan Cristiano Ronaldo yang membintangi sebuah iklan
sampo. Inilah zaman industri sepakbola. Pesepakbola tidak hanya bergulat
di atas lapangan. Pesepakbola juga melakukan hal lain di luar lapangan,
dengan alasan bahwa semua itu untuk menambah pendapatan mereka dan
sebagai bekal juga sesuatu yang bisa dilakukan jika nanti mereka sudah
pensiun dari sepakbola.
Hal inilah yang sedikit disesalkan oleh penggawa Brasil yang bermain
untuk Barcelona, Dani Alves. Ia menganggap bahwa hal seperti inilah yang
membuat terjadinya banyak degradasi moral para pesepakbola, karena
mereka sudah tidak dibiarkan bermain sepakbola secara normal dan
menyenangkan. Bahkan, beberapa pesepakbola pun sudah memiliki tujuan
yang menyimpang dari bermain sepakbola, yaitu menjadi tenar di kalangan
orang-orang dan memiliki banyak uang.
“Saya benar-benar tidak paham apa yang diinginkan oleh para
pesepakbola sekarang. Mereka sudah tidak menikmati main bola lagi.
Mereka bermain bola dan bertarung di lapangan hanya untuk ketenaran,
uang, dan juga kekuatan. Apakah mereka tidak tahu, bahwa ketenaran itu
menjijikkan? Bukankah semakin banyak uang yang kau miliki, semakin
banyak masalah yang datang?” ujarnya seperti dilansir oleh The Guardian.
“Mereka benar-benar tidak sadar bahwa uang itu adalah benda yang
jahat, memberikanmu sebuah kebahagiaan yang semu. Lalu apa kebahagiaan
yang sebenarnya? Sama sekali tidak berkaitan dengan uang ataupun
ketenaran. Justru, semakin banyak mereka memiliki uang, semakin mereka ”
tambahnya.
Alves juga mengatakan bahwa prasangka orang-orang bahwa hidupnya
penuh dengan keglamoran adalah sebuah fitnah. Ia menyatakan bahwa ia
rindu akan kehidupan pedesaan saat ia masih kecil bersama ayahnya. “Saya
rindu akan kehidupan masa kecil saya. Orang-orang mengira bahwa dengan
gaji yang saya miliki saya menjadi orang yang hidup penuh dengan
keglamoran, tapi nyatanya tidak seperti itu. Saya lebih bahagia ketika
hidup di desa bersama ayah saya saat saya masih kecil,” ujarnya.
Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan pesepakbola di zaman
sekarang sangat penuh dengan sorotan. Melakukan hal yang aneh sedikit
saja, akan langsung menjadi sebuah pemberitaan yang heboh. Melakukan
sedikit hal saja, maka keesokan harinya wajah pesepakbola tersebut akan
muncul di media dan menjadi bahan perbincangan orang.
Inilah yang diakui oleh Alves, bahwa media memberikan pengaruh kepada
gaya hidup pesepakbola sehingga kadang ada yang memanfaatkannya untuk
meraih ketenaran. “Saya tidak ragu untuk memberikan sebutan ‘sampah’
kepada media. Kenapa? Karena mereka secara tidak langsung telah
memberikan luka kepada pesepakbola. Meskipun ini terkesan seperti
menyebut semua wartawan itu penjahat, tapi kebanyakan mereka memang
seperti itu. Mereka telah membuat kehidupan para pesepakbola berubah,
dan para pesepakbola itu tidak lagi menjalani kehidupan sebagaimana yang
mereka inginkan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia pun memiliki sebuah jalan hidupnya sendiri
sebagai pesepakbola. Ia tetap memilih untuk menjauh dari ketenaran dan
menjadi pesepakbola yang normal. Ia tidak menampik ingin menjadi
pesepakbola yang kaya, tapi kaya dalam pengertian ia sendiri.
“Orang-orang berbicara tentang ketenaran. Namun, saya memilih untuk
menjadi pesepakbola yang normal saja. Saya bermain bola, sesuai dengan
minat dan pekerjaan saya. Ada yang menjadi wartawan, ada yang menjadi
fotografer, dokter, ataupun profesi yang lainnya yang digeluti sesuai
dengan minat mereka. Saya juga ingin menjadi pesepakbola yang kaya. Kaya
bukan berarti memiliki banyak uang disini, namun kaya akan pengalaman
di bidang sepakbola,” ujarnya.
Dani Alves, pesepakbola yang dikenal sebagai pesepakbola yang garang
ini ternyata memiliki sisi bijak di dalam dirinya. Ia berusaha mengajak
kepada pesepakbola yang lain untuk menjadi pesepakbola yang apa adanya,
dan menjadi pesepakbola yang memiliki intensi tulus untuk bermain bola.
Toh, kalaupun memang nanti ketika seorang pesepakbola meraih ketenaran,
ingatlah apa yang dikatakan oleh Sean O’Connell, “Sesuatu yang indah kelak akan menarik perhatian dengan sendirinya.”
Sumber : Pandit Football
0 komentar:
Posting Komentar